Di Jepang, di mana alam berubah seiring musim, melihat bunga sakura merupakan acara populer yang khususnya digemari sebagai cara untuk merasakan datangnya musim semi. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah wisatawan asing yang mengunjungi Jepang untuk melihat bunga sakura selama musim bunga sakura terus meningkat. Bahkan di antara mereka yang menikmati pemandangan bunga sakura setiap tahun, mungkin hanya sedikit yang dapat menjelaskan asal usul kegiatan melihat bunga sakura.
Artikel ini menjelaskan asal-usul tradisi melihat bunga sakura di Jepang, serta bagaimana tradisi tersebut berubah seiring waktu. Memahami asal-usul tradisi melihat bunga sakura sekaligus mengupas sejarah Jepang akan membantu Anda menghargai pesonanya lebih dalam.
Kapan pertama kali melihat bunga sakura di Jepang? Pelajari asal-usulnya

Kapan dan bagaimana tradisi melihat bunga sakura dimulai di Jepang? Kami akan menjelaskan asal-usul dan sejarahnya.
◇Apakah tradisi melihat bunga sakura bermula pada periode Nara?
Ada berbagai teori tentang asal usul melihat bunga sakura, tetapi jika melihat ke masa lalu, tampaknya para bangsawan lebih menyukai bunga plum dan senang mengagumi bunga tersebut selama periode Nara.
Saat ini, ketika kita berbicara tentang melihat bunga, yang kita maksud adalah bunga sakura, tetapi pada saat itu, bunga plum, yang dibawa dari Tiongkok, menjadi fokus utama. Ini bukan karena bunga sakura tidak populer, melainkan karena bunga sakura dianggap pohon suci oleh orang Jepang pada saat itu.
Faktanya, ada puisi tentang bunga sakura di Manyoshu, dan bunga sakura telah menjadi objek pemujaan sebagai pohon yang dihuni oleh para dewa sejak sebelum mitologi kuno.
◇ Orang-orang mulai melihat bunga sakura setelah periode Heian
Seiring dimulainya periode Heian, kaum bangsawan secara bertahap mulai menghargai bunga sakura sebagai bunga representatif musim semi. Salah satu faktor di balik hal ini diduga adalah penghapusan misi Jepang ke Tiongkok pada masa Dinasti Tang pada tahun 894. Hal ini mungkin membuat orang Jepang merasa lebih dekat dengan bunga sakura asli, daripada bunga plum, yang dibawa dari Tiongkok.
Adegan perjamuan yang diadakan di bawah bunga sakura di Istana Kekaisaran juga tercatat dalam mahakarya pertengahan periode Heian, Dongeng Genji, dan Kokin Wakashu, yang disusun pada awal periode Heian, juga berisi banyak puisi musim semi yang menyanyikan tentang bunga sakura.
Hal ini menunjukkan bahwa bunga sakura dianggap sebagai bunga yang melambangkan musim semi oleh para bangsawan saat itu.
◇Tidak hanya para bangsawan, tetapi juga para petani menikmati pemandangan bunga sakura
Sementara para bangsawan menghadiri acara melihat bunga sakura untuk menikmati bunga sakura, para petani juga hadir karena alasan yang berbeda.
Bagi para petani, datangnya musim semi menandai dimulainya penanaman di ladang, dan ketika bunga-bunga yang menandai datangnya musim semi bermekaran, mereka juga dikagumi karena makna religiusnya yang dapat mengusir roh jahat. Acara apresiasi bunga diadakan pada tanggal-tanggal tertentu sebagai festival, dan pada hari-hari tersebut orang-orang akan pergi ke ladang atau gunung untuk mengagumi bunga-bunga, "bermain di ladang" atau "bermain di gunung." Ini termasuk pohon sakura, dan dengan bersenang-senang di bawahnya, orang-orang mungkin telah menghabiskan waktu bersama para dewa dan berdoa untuk panen yang melimpah.
Konon, melihat bunga sakura, seperti yang dilakukan saat ini, menjadi populer di kalangan masyarakat umum sebagai bentuk kenikmatan murni setelah zaman Edo.
Evolusi melihat bunga sakura hingga saat ini

Selanjutnya, mari kita lihat perubahan dalam menikmati bunga sakura dari periode Kamakura hingga saat ini.
◇ Pemandangan bunga sakura dari periode Kamakura hingga periode Azuchi-Momoyama
Hingga periode Heian, menikmati bunga sakura merupakan kegiatan yang hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan, tetapi selama periode Kamakura, kegiatan ini perlahan menyebar ke semua lapisan masyarakat. Samurai dan penduduk kota mulai menikmati bunga sakura, dan konon pada masa inilah pohon sakura ditanam di pegunungan, kuil, dan tempat suci di Kyoto.
Selama periode Azuchi-Momoyama, para samurai mulai keluar dan menikmati pemandangan bunga sakura. Acara "Melihat Bunga Sakura Daigo" dan "Melihat Bunga Sakura Yoshino" yang diselenggarakan oleh Toyotomi Hideyoshi sangat terkenal, dengan sekitar 5.000 orang hadir di Yoshino dan lebih dari 1.000 orang di Kuil Daigoji. Acara ini merupakan perjamuan besar yang dihadiri oleh para jenderal terkenal pada masa itu, termasuk Tokugawa Ieyasu dan Maeda Toshiie.
◇Melihat bunga sakura di zaman Edo
Sejak zaman Edo, menikmati bunga sakura menjadi hiburan populer bagi masyarakat umum. Di penghujung zaman Edo, lahirlah "sakura Yoshino", versi penyempurnaan dari sakura Oshima dan Edo higan. Konon, sakura Yoshino ini diciptakan oleh seorang tukang kebun di Desa Somei, yang terletak di tempat yang sekarang menjadi Distrik Toshima, Tokyo. Untuk membedakannya dari sakura gunung Yoshino di Prefektur Nara, sakura ini kemudian disebut "Somei Yoshino", dan konon inilah awal mula sakura Somei Yoshino yang ada saat ini.
Pemuliaan dan perbaikan pohon sakura ini meluas pada akhir zaman Edo, dan tampaknya ada sekitar 250 hingga 300 varietas pohon sakura pada masa itu.
◇Melihat bunga sakura sejak zaman Meiji
Setelah periode Meiji, akibat dampak Perang Tiongkok-Jepang dan Perang Rusia-Jepang, rumah-rumah samurai dan kebun milik bangsawan dihancurkan satu per satu. Pohon sakura yang ditanam di rumah-rumah dan kebun tersebut juga dibakar sebagai bahan bakar, dan berbagai varietas pohon sakura yang dibudidayakan selama periode Edo mengalami penurunan drastis untuk sementara waktu.
Seorang tukang kebun bernama Magoemon Takagi, prihatin dengan situasi ini, mengumpulkan pohon-pohon sakura yang tersisa dan menanamnya kembali di kebunnya. Konon, jumlah pohon sakura yang ia tanam mencapai lebih dari 80 varietas.
Atas perintah Magoemon, seorang tukang kebun dari Komagome, deretan pohon sakura dibuat di sepanjang tepi Sungai Arakawa pada tahun 1886. Sekitar tahun 1910, deretan pohon sakura di sepanjang Sungai Arakawa telah dikenal masyarakat umum sebagai tempat populer baru untuk melihat bunga sakura.
Pohon ceri yang bertahan hidup berkat usaha para tukang kebun ini telah menyebar ke seluruh negeri, dan berbagai fasilitas penelitian terus meningkatkan varietas, hingga mencapai masa sekarang.
◇ Bunga sakura telah menyebar ke seluruh negeri, dan musim melihat bunga sakura bervariasi.
Bunga sakura, yang dulu dinikmati di Kyoto dan ibu kota Edo, kini telah menyebar ke seluruh negeri, dan kini musim menikmati bunga sakura sedikit berbeda di setiap wilayah. Perkiraan waktu mekarnya bunga sakura untuk setiap wilayah adalah sebagai berikut:
Hokkaido: Akhir April
Wilayah Tohoku: Sekitar awal April
Daerah lain: Sekitar akhir Maret (hanya di Okinawa: Bunga mekar sekitar awal Februari)
Senang rasanya melihat bunga sakura lokal di pesta hanami, tetapi musim semi juga merupakan musim yang populer untuk jalan-jalan. Kami juga merekomendasikan untuk mengunjungi tempat-tempat untuk melihat bunga sakura di berbagai daerah dan menikmati hanami di destinasi wisata Anda. Memahami sejarah bunga sakura dan hanami sambil menikmati bunga sakura dapat membuat Anda merasa seperti kembali ke Jepang kuno.
ringkasan

Hanami, yang kini dinikmati di seluruh negeri, berawal sebelum periode Nara, ketika orang-orang tak hanya mengagumi bunga sakura, tetapi juga bunga plum dan bunga musim semi lainnya. Hanami diadakan sebagai hiburan bagi kaum bangsawan dan sebagai festival keagamaan bagi para petani untuk mendoakan panen yang baik, dan banyak pohon sakura yang dibudidayakan selama periode Edo. Kemudian, setelah periode Meiji, meskipun berhasil bertahan dari kobaran api perang, deretan pohon sakura menyebar ke seluruh negeri berkat upaya para pekebun dan peneliti, dan kini bunga sakura dapat dinikmati dari Hokkaido hingga Okinawa.
Menikmati bunga sakura, yang menyebar dari ibu kota hingga ke seluruh Jepang, telah dikenal di seluruh dunia, dan jumlah wisatawan mancanegara yang datang untuk menikmati bunga sakura terus meningkat setiap tahun. Akan sangat menyenangkan jika orang asing dapat belajar tidak hanya tentang keindahan bunga sakura, tetapi juga tentang perasaan orang Jepang terhadap bunga sakura dan sejarahnya.
Artikel ini sebagian telah disunting ulang oleh KARUTA dari artikel aslinya yang diterbitkan di "Nihongo Biyori."
Segala bentuk reproduksi atau penggunaan konten, teks, gambar, ilustrasi, dll. dari situs web ini tanpa izin dilarang keras.